Kamis, 27 Juli 2017

Keindahan Jalanan Taman Hutan Raya R. Soerjo



 
Taman Hutan Raya R. Soerjo
Pasti pernah mendengar jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo. Atau jika tidak banyak orang menyebutnya “ jalur ke Cangar”. Jalan ini populer sekitar tahun 2010 seiring dibenahinya infrastruktur jalan yang menghubungkan kota Pacet dan Batu tersebut. Apa menariknya? Menarinya ya jalan dini membelah Taman Hutan Raya R. Soerjo, yang mana hutan ini bertopografi pegunungan yang sejuk dan rindang.

Kawasan Tahura R Suryo merupakan dataran tinggi bergunung yang membentang dari Utara–Selatan. Topografi kawasan bergelombang dan bergunung-gunung dengan ketinggian 1.000-3.339 m dpl. Tingkat kemiringannya mencapai 30-90 % adalah tipe C dan D dengan curah hujan tahunan berkisar antara 2500-4500 mm. Suhu udara pada malam hari berkisar antara 5°-10° C . Sedangkan pada musim kemarau dapat mencapai 4° C. Kelembaban udara cukup tinggi, berkisar antara 42-45 % (terendah) sampai 90-97 % (tertinggi). Beberapa gunung yang termasuk di dalam Kawasan Taman Hutan Raya R. Soeryo adalah Gunung Arjuno (3.339 m), Gunung Welirang (3.156 m), Gunung Anjasmoro (3.217 m), Gunung Kembar I (3.061 m), Gunung Biru (2.337 m), Gunung Kembar II (3.256 m), dan Gunung Ringgit (2.474 m).

Sebelum nya saya tidak tahu akan adanya jalan tersebut. Semenjak mengunjungi obyek wisata air panas Cangar via Karangploso, saya di beri tahu penduduk sekitar adanya jalur dari Cangar yang langsung menuju Pacet tersebut. Berhubung waktu melewati jalan itu sore hari saya tidak sempat menikamati keindahanya. Saya bertekad mengunjunginya kembali. Tetapi lewat jalur yang berlawanan dari arah Pacet.

Singkat kata saya berangkat dari Sidoarjo pakai motor berdua sama istri. Dari Sidoarjo pukul 08.00 tancap gas menuju Pacet lewat mojosari. Setelah sampai bunderan pacet jangan menuju ke air panas. Arahkan ke kanan bunderan setelah itu terlihat pertigaan yang kalo ke kanan balik ke Mojosari kalo ke kiri menuju kota Batu. Belok ke kiri dan ikuti jalan tersebut sampai desa Sendi. Desa ini merupakan desa terakhir sebelum masuk ke Tahura.

Nah...disilah secara resmi jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo di mulai. Di desa Sendi ini pun sudah terlihat keindahan awal tahura. Seperti adanya Air Terjun Sendi yang memiliki keunikan, berupa tinggi air terjun ± 169 m. Air terjun ini merupakan hulu sungai sumber Watu Bongkok, memiliki pemandangan yang indah, berada di Gunung Jurang Guwah.di sini juga ada beberapa goa buatan yang dinamai penduduk Goa Jepang. Karena memang di buat oleh jepang jaman dahulu

Air terjun desa Sendi

Di depan Air terjun desa Sendi
Motor terus saya arahkan ke atas melewati tikuangan tikungan yang tajam dan curam. Namun dikelilingi oleh rindangnya pepohonan yang usianya puluhan tahun. Kurang lebih 3 km dari gerbang Tahura kita menjumpai titik tikungan yang curam. Dan di atas tikungan ini ada titik spot pemandangan yang bagus buat berfoto. Orang menyebutnya bukit narsis. Di sini terlihat barisan bukit pegunungan Anjasmoro yang cukup hijau


di atas bukit narsis

di atas bukit narsis

Terlihat bukit Anjasmoro
Lanjut....jalanan semakin menanjang. Untungnya kondisi jalan yang mulus memudakan kami untuk melewatinya. Semakin masuk ke dalam hutan, kita makin sering berjumpa dengan berapa kera liar yang mengais ngais sisa makanan di pinggir jalan. Hati hati jika mendekati kawanan kera ini karena mereka cukup ganas dan nakal. 

beberapa kera liar

jalanan sudah mulus

di salah satu turunan

jalan mendekati Cangar
sudah ada perbaikan jalan
pinggir jalan hutan

Abaikan orangnnya

Banyak motor yang mesinnya kepanasan
Sesekali jalanan agak melandai dan menurun tetapi kemudian menanjak kembali. Di kanan kiri sesekali terlihat gunung Welirang yang gagah menyapa kita.Jalan waktu itu ramai dipenuhi muda-mudi dan keluarga yang tengah berlibur dan hendak menuju Cangar, atau memang untuk menikmati kesejukan hutan disana. Setelah beberapa lama saya melewati wisata air terjun watu ondo di kiri jalan. Di atasnya ada jembatan kembar yang menghububgkan 2 bukit ke atasnya. Ternyata tempat ini ramai sekali. Banyak muda mudi nongkrong di pinggir jalan sekedar istirahat dan menikmati pemandangan. Memang di spot ini kita bisa melihat lembah dan sungai di bawah jembatan yang cukup menawan. Di sini juga banyak pedagang makanan yang menambah ramai suasana. Ada pedagang tape ketan, gorengan, kopi, bakso dan sebagainya. Saya sempat berhenti dan membeli kopi dan tape sekedar menghangatkan badan

air terjun Watu ondo

Air terjun Watu ondo yang ke dua

Sungai menuju Watu ondo

Jembatan Cangar

Menikmati Tape Ketan

Sungai di bawah jembatan

Di sisi jembatan Cangar
Perjalanan dilanjutkan. Tidak jauh dari jembatan kembar kita bisa melihat pintu gerbang wisata Air Panas Cangar di kiri jalan. Sumber Air Panas Cangar dengan keunikannya airnya jernih tidak berbau belerang, temperaturnya sesuai dengan selera pengunjung, debitnya cukup besar. Ada anggapan apabila orang mandi air panas tersebut menjadikan yang bersangkutan awet muda. Di sini kelihatan banyak sekali dikunjungi wisatawan baik oleh muda mudi atau rombongan keluarga. Selain air panas di wisata Cangar tredapat juga Gua Jepang Cangar dengan keunikan bangunannya yang masih utuh, berada di tengah hutan yang masih utuh. Dengan mengenang Romusa pada waktu penjajahan Jepang, dari lokasi ini dapat dinikmati pemandangan puncak Gunung Welirang yang memberikan panorama yang sangat indah pada pagi hari dan sore hari menjelang matahari terbenam. 

Pintu masuk Wisata Air Panas Cangar
Goa Jepang

Sungai di Tahura R Suryo

di depan Air Panas Cangar
saya sekedar melewatinya. Jalanan agak menanjak sampai melewati pabrik jamur Cangar yang terbengkalai. Di sepanjang jalan ini banyak di temui kebun wortel, kubis dan tanaman gunung lainnya. Tak jauh dari sini kita sudah memasuki desa Sumberbrantas yang mana sudah masuk wilayah kabupaten Batu. Oh ya...di desa ini juga ada destinasi wisat lainya yaitu Arboretum Sumber Brantas, tempat pengembangan proyek penghijauan untuk melindungi sumber mata air, sekaligus mengingatkan kepada kita bahwa tempat ini merupakan sumber mata air (paling hulu) Sungai Brantas yang sangat vital pemanfaatannya bagi daerah Jawa Timur, untuk pertanian, perikanan , air minum, industri, dll.

Setelah melewati perkampungan ini berarti perjalanan melewati jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo sudah berakhir berganti dengan perkebunan penduduk. Dan saya meneruskan perjalanan sampai ke kota Batu

Tips melewati jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo
  • Sebelum perjalanan melewati jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo, lihat situasi dan kondisi, situasi: hari dan jam dilihat dulu,,, kalo kondisi : waktu, jam, serta hujan apa tidaknya, kondisi jiwa/pikiran
  • Periksa kelayakan motor terutama kondisi rem
  • Usahakan jangan memakai motor matic karena tanjakan tanjakannya cukup curam
  • Kuasai keahlihan bermotor dalam melewati tanjakan dan turunan curam
  • Jaga perilaku dan tutur katanya jika anda tidak mau kenapa-kenapa.
  • Jagan lupa mengisi bensin sampai penuh sebelum memasuki jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo.
  • kalau pakai motor yang manual selain matic yah siap-siap pakai gigi persenaling 1,2,
  • belajar pakai trick jika ban bocor soalnya gak ada tampal ban.
  • Jagan lupa bekal dan kameranya buat istirahat dan narsis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keindahan pantai kondang merak

pantai kondang merak Pantai Kondang Merak. Mendengar nama ini memang tidak familiar jika dibandingkan dengan nama pantai Balekambang...