|
air terjun sumber pitu Tumpang |
Nama Air Terjun
Sumber Pitu Tumpang menurut
penduduk sekitar berasal dari gabungan
beberapa air terjun yang bersumber dari 7 tempat yang berbeda. Tapi sebenarnya
jumlahnya kelihatan lebih dari tujuh deh....dan sekilas namanya mirip dengan
Sumber Pitu yang ada di Pujon Batu. Namun, ini adalah sumbar pitu yang ada di
kota Tumpang. Daerah Malang timur.
Air terjun
Sumberpitu Tumpang terletak di Desa Duwetkrajan, kecamatan Tumpang.Kabupaten
Malang. Desa Duwetkrajan merupakan desa paling selatan di wilayah Kecamatan
Tumpang.dan juga desa paling timur yang berbatasan dengan Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru. Dari Kota Malang berjarak sekitar 30 km atau hanya 7 km di
sebelah timur Tumpang. Kawasan wisata ini masih satu jalur menuju Coban pelangi
dan Gunung Bromo via Ngadas.
Dan
perjalanan saya kali ini adalah perjalanan pertama kali bagi saya mengexplore
Air Terjun Sumber Pitu Tumpang. Kami seperti biasa (saya, istri dan adik ipar).
Berangkat dari Sidoarjo pukul 08.00. bertiga kami melewati Purwodadi –
Nongkojajar –Pakis – Tumpang – Sumber pitu. Sewaktu sampai daerah Tumpang
perjalanan kami hentikan karena tiba tiba hujan mengguyur kami. Sontak kami
berteduh di masjid terdekat daerah Tumpang. Setelah menunggu hampir 2 jam, kami
dihinggapi rasa ragu antara meneruskan perjalanan atau tidak.karena hujan tak
kunjung reda sedangkan jam sudah menunjukkan pukul 2 siang. Sayang kalo di
cancel karena perjalanan sudah di depan mata. Akhirnya kami bertekad meneruskan
perjalanan.
Walau masih
gerimis, kami bersiap meneruskan perjalanan. Berbekal peta dan informasi dari
google. Kendaraan kami lajukan menuju Gubugklakah. Sampai di pertigaan balaidesa
Wringinanom kami berhenti. Di sini telah
terpampang sebuah spanduk dan foto air terjun Sumberpitu tersebut. Dari
pertigaan Desa Wringinanom ini air terjun Sumberpitu masih sekitar 3 km lagi.
Dari sini, kami berbelok ke kiri dan akan memasuki ke Desa Duwetkrajan.
Setelah
sampai di Balai Desa Duwetkrajan, kami bingung karena tidak menemukan banner
atau petunjuk ke arah Air Terjun Sumber Pitu. Kemudian kami bertanya ke
penduduk setempat dan di persilahkan untuk parkir di rumahnya. Memang belum ada
parkir resmi yang di kelola warga. Setelah basa basi sejenak dengan penghuni
rumah, kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki menyusuri perkebunan
warga yang berbaasan dengan hutan. Lokasi air terjun Sumberpitu sendiri masih
sekitar 2 km di sebelah utara Desa Duwetkrajan. Bagi yang mempunyai hobby
tracking, mungkin air terjun Sumberpitu ini sangat cocok untuk dicoba. Jalur
yang akan dilalui keadaannya berupa jalan dari tanah liat dan beberapa ada yang
di semen namun sangat sempit, sehingga tidak dapat dilewati kendaraan bermotor.
Selain itu jalannya berliku-liku, menantang dan terjal. Jalan ini sering
dilalui oleh pendaki dan para tracker. Rute menuju Sumber Pitu juga cocok
dilewati dengan kendaraan bermotor jenis trail. Sebab, banyak sekali kelokan,
medannya juga cukup sulit, naik turun cukup curam.
|
parkir di rumah penduduk |
|
start awal |
|
gerimis di jalan |
|
kondisi jalan |
|
pertigaan jalan |
|
melewati kebun bambu |
|
tebing di pinggir sungai |
|
jalanan semakin menurun |
|
ada proyek pipanisasi |
Selama perjalanan,
hujan gerimis selalu menyertai kami. Walau kami disuguhi pemandangan yang
eksotik dan luar biasa indahnya, perasaan kami senantiasa was was apabila hujan
datang dengan derasnya. Setelah berputar putar melalui jalan yang berliku kami
akhirnya menjumpahi satu air terjun yang lumayan deras. Lho....kok satu katanya
tujuh?. Ternyata itu adalah air terjun yang dinamakan warga Ringin Gantung. Dan
air terjun sumber pitu ada di seberang air terjun ini. Dan kita di haruskan
menyeberang sungai aliran air terjun Ringin Gantung ini.
Sial tak
dapat di tebak tiba tiba hujan datang dengan derasnya. Kami semua panik mencari
perlindungan. Kami melihat dari jauh ada kain terpal menutupi sebuah proyek
entah apa. Kami bergeas menghampirinya. Saat menyeberang sungai adik ipar saya
terpeleset dan terkilir jari tanganya. Kami semakin panik karena aliran sungai
bertambah deras dan keruh. Sampai akhirnya kami tiba di sebuah gubug terpal
yang ternyata sebuah proyek pembangunanan DAM oleh PDAM Kabupaten dan Kota
Malang untuk disalurkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat
Kabupaten Malang dan Kota Malang
Ternyata
sudah ada beberapa pengunjung yang berteduh di sini. Kami semua basah kuyup.
Jas hujan yang kami pakai tak bisa sepenuhnya melindungi kami dari basah. Saat
itu kami fokus mengobati jari tangan si adik ipar. Untung gak sebegitu parah.
Saya dan istri bergantian mengurut tangan adik yang terkilir.
|
proyek pembangunan DAM |
|
air terjun sumber pitu |
|
sumber pitu |
|
air terjun ringin tunggal sangat keruh |
|
terjebak di tenda |
|
sungai yang kami lewati |
|
air terjun ringin gantung |
|
suasana dalam tenda |
Sial sekali
lagi ternyata hujan tak kunjung reda. Sekian lama kami menanti hujan sambil
menahan rasa lapar. Namun, harapan tak kunjung datang. Kami hanya bisa
bercengkrama dengan pengunjung yang lain. Hingga jam menunjukkan pukul 4 sore
tak ada tanda tanda hujan reda. Kami nekad harus pulang. Sebab jika tidak, kami
bisa kemalaman di jalan. Sebelumnya saya sempatkan memfoto air terjun sekenanya
walau dalam derasnya hujan. Saat perjalanan pulang, kami tidak bisa mengambil
jalan yang semula karena sungai telah meluap dan menutupi jalan yang tadi kami
lewati. Atas anjuran pengunjung lain kami bisa melewati jalan pintas lewat
tangga bambu yang ada di sebelah air terjun Ringin Gantung.
Benar benar
pengalaman yang extrim. Kami bertiga memanjat tangga bambu yang tegak lurus
setinggi hampir 10 meter dalam kondisi hujan deras dan hari menjelang gelap.
Mau gak mau gak ada pilihan lain. Kami bertahap untuk mendaki untuk menghindari
resiko bahaya. Sampai di atas kami melewati jembatan kecil yang merupakan
sungai aliran atas dari air terjun Ringin Gantung. Kami bergegas berjalan
melewati jalur baru yang belum kami kenal. Sampai kami menemukan percabangan
jalan yang kami lewati tadi.kami sampai di tempat parkir pas dengan datangnya
adzan maghrib dengan keadaan basa kuyup dam meggigil kedinginan.
Setelah
membersihkan diri di kamar mandi. Kami di persilahkan oleh tuan rumah pemilik
tempat parkir untuk berteduh dan di buatkan kopi serta di bingkiskan oleh oleh.
Wah baik benar penduduk sini. Ramah ramah lagi. Ternyata mereka juga memiliki
ladang di dekat air terjun tadi. setelah ngobrol agak lama kami memutuskan
pamit. Tak lupa kami mengucapkan banyak banyak terima kasih atas kebaikan
mereka semua selama kami di sini.
Saran saya
jika anda ingin mengunjungi air terjun Sumber Pitu Tumpang hindarilah musim
penghujan. Karena resiko perjalanan yang besar. Selain itu jika menikmati saat
musim kemarau, kita bisa menikmati pemandangan sekitar air terjun tanpa takut
jalan yang becek serta air terjun yang keruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar