Sebenarnya saya tahu
tempat ini secara tidak sengaja. Setahun yang lalu, dalam rangka observasi dan
jalan jalan ke kota Tumpang untuk mencari informasi tentang transportasi menuju desa Ranupane dalam rangka keinginan
mendaki gunung Semeru. Saat itu seperti biasa saya dan istri hendak melakukan
touring ke malang. Tetapi, karena hafal dengan titik titik kemacetan di kota
malang kami berfikir mencari jalur alternatif lain selain melewati lawang.
Akhirnya setelah mempelajari peta kami menemukan adanya jalur tikus dari
Nongkojajar Pasuruan menuju Pakis Malang. Kota Pakis ini dekat dengan tumpang.
Singkat kata pagi pukul
08.00 kami memulai perjalanan dari Sidoarjo melewati Purwodadi setelah itu
belok ke kiri menuju Nongkojajar yang searah dengan jalan ke gunung Bromo.
Setelah sampai di pertigaan Nongkojajar kami memutuskan untuk berhenti
beristirahat sambil membeli buah buahan untuk bekal di jalan. Nongkojajar
adalah salah satu gerbang utama di Kab. Pasuruan untuk menuju ke gunung Bromo.
Karena jalur ini menurut aku lebih cepat dan aman untuk langsung menuju ke
Puncak Pananjakan, apalagi kalo kita riding pada malam hari. Tapi kita harus
berhati-hati karena beberapa Km sebelum ke Tosari, kondisi jalannya ada yang
rusak dan masih dalam perbaikan.
pasar Nongkojajar |
Setelah
puas beristirahat kami megarahkan laju motor ke arah selatan menuju kota jabung
dan pakis. Sekitar 1 km dari pertigaan ini tepatnya di desa Gendro, saya
melihat ada barisan hutan pinus yang cukup rapi dan enak di pandang. Kok
kayaknya asyik buat foto foto. Apalagi sekilas saya melihat ada beberapa anak
muda yang sedang foto foto selfi dan ada beberapa orang yang sedang melakukan
foto pra wedding. kami memutuskan berhenti dan masuk ke dalam hutan.
Disepanjang jalan memang banyak sekali kawasan hutan pinusnya. Hijaunya
pepohonan dan rimbunnya hutan pinus cocok banget buat sekedar untuk me-refresh
pikiran setelah penat dengan aktifitas kita sehari-hari. Selain bisa
mengabadikan keindahan sudut-sudut hutan, kami juga bisa merasakan udara yang
sejuk dan segar saat menyusuri jalan selebar 5 meter yang membela hutan. Jalan
tersebut ternyata menuju ke sebuah kampung. Jajaran pohon pinus yang rindang
dan rapi membuat pemandangan kita melayang seperti hutan hutan di Eropa sana (
walau belum pernah kesana).jangan lupa membawa kamera ke tempat ini. Sebab jika
tidak, kita akan rugi besar melewatakan
pesona pemandangan indah seperti di kalender ini.
di belakang saya ada orang melakukan foto praweding |
barisan pinus yang rapi |
abaikan orangnya |
sekali lagi abaikan orangnya |
Tidak ada salahnya jika kalian mampir ke tempat ini. Karena selain Gratis, letaknya cukup dekat dari pertigaan pasar Nongkojajar. Hanya sekitar 10 menitan. Tetapi tetap waspada karena tempat ini cukup sepi sehingga rawan jadi tempat kejahatan seperti begal dll. Usahakan membawa teman rombongan agar selamat sampai tujuan
Hehe, saya warga asli desa gendro - nongkojajar, memang di area pinus agak sedikit sepi, tapi nggak perlu khawatir kok, di situ nggak ada begal, jadi nggak perlu khawatir hehe
BalasHapus