|
air terjun kakekbodo |
Setelah
seminggu lelah beraktifitas seharian badan rasanya kaku kaku. Di tambah lagi
suasana kota Sidoarjo yang panas makin membuat badan ini makin tidak nyaman.
Pingin yang seger seger kayak Es Campur. Ups bukan. ....pengen suasana beda aja
gak sumuk kaya hawa perkotaan. Kebetulan tak dianya . tiba tiba ada ajakan
jalan jalan. Bukan dari istri, namun dari adik ipar yang kebetulan libur kerja.
Sama sama jenuh kelihatanya.
Wes
gak pakai lama kami bertiga ( aku, istri dan adik ipar ) gerak cepat memikirkan
acara. Gimana kalo jalan jalan aja ke Kakekbodo kataku. Akhirnya mereka setuju
jadilah kami paginya berangkat ke wanawisata Air terjun KakekBodo di kota
Tretes kecamatan Prigen Pasuruan
Air terjun kakek bodo merupakan
sebuah tempat wisata alam yang masih asri yang terletak di lereng Pegunungan
Welirang, Desa Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Air Terjun Kakek Bodo berada yang
di ketinggian 850 m diatas permukaan laut dan memiliki ketinggian sekitar 40
meter. Air terjun ini berada di kawasan wisata Tretes di lereng Gunung
Welirang di pegunungan Prigen, Jawa Timur, tepatnya dalam kawasan hutan lindung
di RPH Prigen, BKPH Lawang Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan. Terletak di Desa Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten
pasuruan, Propinsi Jawa Timur.
Jaraknya sekitar 30 kmdari kota
Sidoarjo. Dan kami kesana menggunakan motor yang dapat ditempuh
dalam waktu sekitar 1,5 jam jika jalanan di Porong tidak macet.
|
pintu depan kakekbodo |
|
taman bermain |
|
gerombolan kera |
|
suasana air terjun |
Suasana
mendung menyambut kami saat sampai di loket masuk kawasan Kakekbodo. Harga
tiketnya masih Rp12.500 per orang saat weekend dan Rp 10000 saat weekday.
Parkir kena Rp 5000 per motor. Kaki segera kami langkahkan menuju jalan setapak
yang sudah di beton menjadi anak tangga yang menuju ke atas. Kami cukup santai
berjalan sambil menikmati pemandangan yang asri. Suasan cukup ramai di
karenakan hari minggu sehingga tempat ini di dominasi para ABG yang sedang
berpacaran. Di sepanjang perjalanan banyak penjual makanan dan minuman yang
menjajakan daganganya. Mungkin mereka penduduk dari kampung sekitar.
Setelah hampir 30 menit berjalan,
kami sudah sampai di lokasi air terjun. Kondisi curahan airnya memang agak
kecil di banding sewaktu normal musim penghujan namun, ini kan musim peralihan.
Jadi mungkin sebentar lagi debit airnya akan deras seperti sewaktu saya
mengunjunginya dulu he....he....
Namun begitu, itu tak menyurutkan
minat para pemuda dan pemudi untuk mengunjunginya. Puas menikmati sejuknya hawa
air terjun, kami putuskan untuk kembali turun ke bawah. Di tengah perjalanan
kami berjumpa dengan beberapa kera di pinggir jalan yang sedang mencari makan.
Sebenarnya kera kera di sini tidak ganas, namun kita perlu hati hati kalo
membawa makanan bisa bisa makanan kita akan di curi oleh gerombolan kera ini.
|
istirahat di jalan |
|
di sambut kabut |
|
suasana bumi perkemahan |
|
istirahat lagi |
|
terjebak hujan |
|
gunung welirang dari jauh |
|
makan siang |
|
kondisi setelah hujan |
|
ngadem |
|
di depan buper |
|
kondisi bumi perkemahan setelah hujan |
|
musholah tempat ngiyup |
Kami sepakat untuk melanjutkan
perjalanan kami menuju bum Bumi Perkemahan yang ada di sebelah air terjun.
Jalan menuju Buper ini ada di sebelah taman bermain dan toilet di sisi timur.
Kondisi jalan yang menanjak dan cukup rimbun menjadikan kita harus lebih hati
hati. Jalanan ini terbuat dari beton sepanjang kira 200 meter namun kondisinya
yang menanjak menjadikan perjalanan terasa lama kami berkali kali berhenti
untuk sekedar menghilangkan lelah. Jalanan ini kelihatan jarang di lewati
orang, baik pengunjung atau petugas karena terlihat rimbun dan lembab
Sampai di Bumi Perkemahaan terlihat
banyak anak anak muda sedang membongkar tenda. Kelihatanya mereka hendak pulang
menyudahi kemping nya. Dan ada beberapa pengunjung yang sedang asyik ngopi di
warung dekat Buper. Suasana saat itu cukup mendung menjadikan perjalanan cukup
sejuk dan tak sebegitu lelah. Apalagi di tambah pemandangan hutan pinus yang
rindang menyejukan suasana.
Tiba tiba hujan turun tanpa permisi.
Tak tanggung tangung langsung tumpah tanpa gerimis dulu. Sontak kami lari
mencari tempat perlindungan ke mushola terdekat. Nampaknya banyak beberapa
orang yang menyudahi acara kemping cerianya dan segera pulang. Namun, kami
masih di mushola menunggu hujan reda. Di sini saya megeluarkan kompor mini dan
nesting untuk membuat mie instan dan kopi karena mengharap hujan yang sudah
sejam turun gak ada tanda tanda reda. Sebenarnya kami sangsi karena memasak di
tempat yang tidak sepatutnya. Tapi kami sudah tidak punya pilihan lain.
Selang dua jam lebih kami ngiyup
kami segera membersihkan mushola dan alat masak kami. Setelah itu kami jalan
jalan di sekitar Buper sambil melihat kegagahan gunung welirang. Setelah hari
menunjukkan sore kami bergegas turun melalui pintu keluar yang berbeda.
Yaitu pintu pendakian gunung welirang
dan berputar ke pintu utama sambil jalan jalan. Sampai di parkiran petugas
Perutani terkejut melihat kedatangan kami. Kami di ceramahi bahwa ternyata
mereka selama hujan berlangsung mereka mencari kami. Karena standar keamanan
saat hujan, pengunjung harus segera turun dari air terjun demi keselamatan
bersama. Dan mereka hanya menemukan motor kami.aduh.....jadi malu aku. Jangan
tiru kami ya!.setelah minta maaf kami berpamitan kepada mereka dan langsung
pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar