petirtaan belahan |
Petirtan
belahan kadang juga disebut Candi belahan dan masyarakat sekitar menyebutnya
Sumber Putri tetek.Petirtan Belahan adalah bangunan pemandian dari masa klasik
yang tak kalah indahnya dari petirtan Jalatunda dan Petirtan Tikus di
Trowulan.Petirtan ini terletak di ujung lembah yang indah dalam hutan di Desa
Wonosunyo,Kec gempol,Kab.Pasuruan.Eksotika Petirtan Belahan Nampaknya kurang
mendapat perhatian PEMDA setempat,akses jalan menuju petirtan telah rusak berat dan pengunjung
harus ektra hati-hati kalau mau kepetirtan.Namun demikian kesegaran air Sumber
Tetek dan keindahan alamnya tetap memiliki daya tarik yang bagus
siang hari |
Petirtaan belahan berdenah segi tiga.Seluruh kompleks petirtaan dipagari tembok
bata dengan luas hampir 1 km persegi.Petirtan ini mempunyai ukuran panjang 6.85
meter,lebar 6.30 meter dan tinggi 4.60 meter.Di bangun menghadap ke timur dan
disusun dari bata.Pada dinding belakang terdapat 3 buah relung yang berisi 2
arca yang berfungsi sebagai pancuran.Relung selatan di tempati oleh Arca Dewi
Sri dan relung utara ditempati Arca dewi laksmi,yang sampai sekarang masih
mengeluarkan air dari puting susunya sepanjang tahun.Air petirtan ini masih di
manfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan sehari-hari dan irigasi.Mereka
percaya bahwa air yang keluar di sana adalah minuman para Dewa.
Petirtan Belahan fungsinya terkait upacara keagamaan,air yang keluar dari mata
air biasa di lereng bukit telah mengalami sakralisasi dengan cara mengalirkan
air kekolam melalui pancuran air berupa Arca Dewi Sri dan Dewi laksmi.Kedua
arca ini semula mengapit sebuah arca lain yang diletakkan lebih tinggi,tetapi
sekarang hannya tinggal sisa-sisa pedestal dan relungnya.Kemungkinan arca yang
di apit adalah Arca Wisnu yang duduk diatas garuda yang sedang terbang sambil
mencengkram ular-ular yang menjadi musuhnya.Arca ini sekarang ditampilkan di
Museum Majapahit.Di depan kolam juga terdapat 1 arca phalus berukuran besar dan
fragmen relief raksasa Rahu makan bulan dan Resi melihatnya dari
langit.W.F.Stutterheim menganggap relief ini adalah candra sengkala yang
menunjukkan tarikh wafatnya Raja Airlannga.Trikh relief itu 971 Saka (1049
Masehi).Petirtan belahan dahulu mempunyai pintu gerbang,terletak di sisi
timur,akan tetapi sekarang hanya tinggal bekasnya saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar