Selasa, 10 Februari 2015

candi belahan.candi pemandian di timur penanggungan

petirtaan belahan


Petirtan belahan kadang juga disebut Candi belahan dan masyarakat sekitar menyebutnya Sumber Putri tetek.Petirtan Belahan adalah bangunan pemandian dari masa klasik yang tak kalah indahnya dari petirtan Jalatunda dan Petirtan Tikus di Trowulan.Petirtan ini terletak di ujung lembah yang indah dalam hutan di Desa Wonosunyo,Kec gempol,Kab.Pasuruan.Eksotika Petirtan Belahan Nampaknya kurang mendapat perhatian PEMDA setempat,akses jalan menuju petirtan telah rusak berat dan pengunjung harus ektra hati-hati kalau mau kepetirtan.Namun demikian kesegaran air Sumber Tetek dan keindahan alamnya tetap memiliki daya tarik yang bagus
siang hari


Petirtaan belahan berdenah segi tiga.Seluruh kompleks petirtaan dipagari tembok bata dengan luas hampir 1 km persegi.Petirtan ini mempunyai ukuran panjang 6.85 meter,lebar 6.30 meter dan tinggi 4.60 meter.Di bangun menghadap ke timur dan disusun dari bata.Pada dinding belakang terdapat 3 buah relung yang berisi 2 arca yang berfungsi sebagai pancuran.Relung selatan di tempati oleh Arca Dewi Sri dan relung utara ditempati Arca dewi laksmi,yang sampai sekarang masih mengeluarkan air dari puting susunya sepanjang tahun.Air petirtan ini masih di manfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk keperluan sehari-hari dan irigasi.Mereka percaya bahwa air yang keluar di sana adalah minuman para Dewa.

Petirtan Belahan fungsinya terkait upacara keagamaan,air yang keluar dari mata air biasa di lereng bukit telah mengalami sakralisasi dengan cara mengalirkan air kekolam melalui pancuran air berupa Arca Dewi Sri dan Dewi laksmi.Kedua arca ini semula mengapit sebuah arca lain yang diletakkan lebih tinggi,tetapi sekarang hannya tinggal sisa-sisa pedestal dan relungnya.Kemungkinan arca yang di apit adalah Arca Wisnu yang duduk diatas garuda yang sedang terbang sambil mencengkram ular-ular yang menjadi musuhnya.Arca ini sekarang ditampilkan di Museum Majapahit.Di depan kolam juga terdapat 1 arca phalus berukuran besar dan fragmen relief  raksasa Rahu makan bulan dan Resi melihatnya dari langit.W.F.Stutterheim menganggap relief ini adalah candra sengkala yang menunjukkan tarikh wafatnya Raja Airlannga.Trikh relief itu 971 Saka (1049 Masehi).Petirtan belahan dahulu mempunyai pintu gerbang,terletak di sisi timur,akan tetapi sekarang hanya tinggal bekasnya saja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keindahan pantai kondang merak

pantai kondang merak Pantai Kondang Merak. Mendengar nama ini memang tidak familiar jika dibandingkan dengan nama pantai Balekambang...