Rabu, 04 Oktober 2017

Trekking Santai Di Wanawisata Kakekbodo


air terjun kakekbodo

Setelah seminggu lelah beraktifitas seharian badan rasanya kaku kaku. Di tambah lagi suasana kota Sidoarjo yang panas makin membuat badan ini makin tidak nyaman. Pingin yang seger seger kayak Es Campur. Ups bukan. ....pengen suasana beda aja gak sumuk kaya hawa perkotaan. Kebetulan tak dianya . tiba tiba ada ajakan jalan jalan. Bukan dari istri, namun dari adik ipar yang kebetulan libur kerja. Sama sama jenuh kelihatanya.
Wes gak pakai lama kami bertiga ( aku, istri dan adik ipar ) gerak cepat memikirkan acara. Gimana kalo jalan jalan aja ke Kakekbodo kataku. Akhirnya mereka setuju jadilah kami paginya berangkat ke wanawisata Air terjun KakekBodo di kota Tretes kecamatan Prigen Pasuruan

Air terjun kakek bodo merupakan sebuah tempat wisata alam yang masih asri yang terletak di lereng Pegunungan Welirang, Desa Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Air Terjun Kakek Bodo berada yang di ketinggian 850 m diatas permukaan laut dan memiliki ketinggian sekitar 40 meter.  Air terjun ini berada di kawasan wisata Tretes di lereng Gunung Welirang di pegunungan Prigen, Jawa Timur, tepatnya dalam kawasan hutan lindung di RPH Prigen, BKPH Lawang Barat, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pasuruan. Terletak di Desa Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten pasuruan, Propinsi Jawa Timur.
Jaraknya sekitar 30 kmdari kota Sidoarjo. Dan  kami  kesana menggunakan motor yang dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1,5 jam jika jalanan di Porong tidak macet.
 
pintu depan kakekbodo

taman bermain

gerombolan kera

suasana air terjun

Suasana mendung menyambut kami saat sampai di loket masuk kawasan Kakekbodo. Harga tiketnya masih Rp12.500 per orang saat weekend dan Rp 10000 saat weekday. Parkir kena Rp 5000 per motor. Kaki segera kami langkahkan menuju jalan setapak yang sudah di beton menjadi anak tangga yang menuju ke atas. Kami cukup santai berjalan sambil menikmati pemandangan yang asri. Suasan cukup ramai di karenakan hari minggu sehingga tempat ini di dominasi para ABG yang sedang berpacaran. Di sepanjang perjalanan banyak penjual makanan dan minuman yang menjajakan daganganya. Mungkin mereka penduduk dari kampung sekitar.
Setelah hampir 30 menit berjalan, kami sudah sampai di lokasi air terjun. Kondisi curahan airnya memang agak kecil di banding sewaktu normal musim penghujan namun, ini kan musim peralihan. Jadi mungkin sebentar lagi debit airnya akan deras seperti sewaktu saya mengunjunginya dulu he....he....

Namun begitu, itu tak menyurutkan minat para pemuda dan pemudi untuk mengunjunginya. Puas menikmati sejuknya hawa air terjun, kami putuskan untuk kembali turun ke bawah. Di tengah perjalanan kami berjumpa dengan beberapa kera di pinggir jalan yang sedang mencari makan. Sebenarnya kera kera di sini tidak ganas, namun kita perlu hati hati kalo membawa makanan bisa bisa makanan kita akan di curi oleh gerombolan kera ini.
 
istirahat di jalan

di sambut kabut

suasana bumi perkemahan

istirahat lagi

terjebak hujan

gunung welirang dari jauh

makan siang

kondisi setelah hujan

ngadem

di depan buper

kondisi bumi perkemahan setelah hujan

musholah tempat ngiyup

Kami sepakat untuk melanjutkan perjalanan kami menuju bum Bumi Perkemahan yang ada di sebelah air terjun. Jalan menuju Buper ini ada di sebelah taman bermain dan toilet di sisi timur. Kondisi jalan yang menanjak dan cukup rimbun menjadikan kita harus lebih hati hati. Jalanan ini terbuat dari beton sepanjang kira 200 meter namun kondisinya yang menanjak menjadikan perjalanan terasa lama kami berkali kali berhenti untuk sekedar menghilangkan lelah. Jalanan ini kelihatan jarang di lewati orang, baik pengunjung atau petugas karena terlihat rimbun dan lembab

Sampai di Bumi Perkemahaan terlihat banyak anak anak muda sedang membongkar tenda. Kelihatanya mereka hendak pulang menyudahi kemping nya. Dan ada beberapa pengunjung yang sedang asyik ngopi di warung dekat Buper. Suasana saat itu cukup mendung menjadikan perjalanan cukup sejuk dan tak sebegitu lelah. Apalagi di tambah pemandangan hutan pinus yang rindang menyejukan suasana.

Tiba tiba hujan turun tanpa permisi. Tak tanggung tangung langsung tumpah tanpa gerimis dulu. Sontak kami lari mencari tempat perlindungan ke mushola terdekat. Nampaknya banyak beberapa orang yang menyudahi acara kemping cerianya dan segera pulang. Namun, kami masih di mushola menunggu hujan reda. Di sini saya megeluarkan kompor mini dan nesting untuk membuat mie instan dan kopi karena mengharap hujan yang sudah sejam turun gak ada tanda tanda reda. Sebenarnya kami sangsi karena memasak di tempat yang tidak sepatutnya. Tapi kami sudah tidak punya pilihan lain.

Selang dua jam lebih kami ngiyup kami segera membersihkan mushola dan alat masak kami. Setelah itu kami jalan jalan di sekitar Buper sambil melihat kegagahan gunung welirang. Setelah hari menunjukkan sore kami bergegas turun melalui pintu keluar yang berbeda. Yaitu  pintu pendakian gunung welirang dan berputar ke pintu utama sambil jalan jalan. Sampai di parkiran petugas Perutani terkejut melihat kedatangan kami. Kami di ceramahi bahwa ternyata mereka selama hujan berlangsung mereka mencari kami. Karena standar keamanan saat hujan, pengunjung harus segera turun dari air terjun demi keselamatan bersama. Dan mereka hanya menemukan motor kami.aduh.....jadi malu aku. Jangan tiru kami ya!.setelah minta maaf kami berpamitan kepada mereka dan langsung pulang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keindahan pantai kondang merak

pantai kondang merak Pantai Kondang Merak. Mendengar nama ini memang tidak familiar jika dibandingkan dengan nama pantai Balekambang...