Minggu, 20 Agustus 2017

Jalan jalan ke Malioboro Yogyakarta



Malioboro adalah kawasan paling populer di kota Yogyakarta dan bahkan seolah identik dengan kawasan wisata dan pusat oleh oleh di kota ini. Sebenarnya jalan Malioborp adalah jalan lurus mirip sumbu imajiner yang menghubungkan Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak Gunung Merapi, jalan ini terbentuk menjadi suatu lokalitas perdagangan setelah Sri Sultan Hamengku Buwono I mengembangkan sarana perdagangan melalui sebuah pasar tradisional semenjak tahun 1758.
Setelah berlalu 248 tahun, tempat itu masih bertahan sebagai suatu kawasan perdagangan bahkan menjadi salah satu ikon Yogyakarta yang dikenal dengan Malioboro.kita akan menemukan banyak pedagang yang menjual cindera mata, baju batik, tas kulit, kaos khas Dagadu & kaos lainnya. Sehingga apabila anda berada di kawasan ini maka kesempatan untuk membeli cindera mata khas kota Yogyakarta.
Harga yang ditawarkan bersifat negosiasi sehingga anda harus pintar-pinta menawar untuk memperoleh barang dengan harga yang wajar. Di jalan Malioboro juga terdapat beberapa hotel seperi Hotel Ibiz, Garuda Nataour, Hotel Mutiara dan beberapa bugdet hotel yang terletak disekitar kawasan Malioboro. Sewaktu saya mengunjungi tempat ini saat malam hari kawasan ini juga dipenuhi pedagang lesehan yang menjual aneka makanan khas jogya yaitu gudeg. Saya sempatkan mampir mencicipinya. namun hati-hati dengan harga yang ditawarkan sehingga alangkah baiknya apabila menanyakan terlebih dahulu terhadap menu yang ada.sebab jika tidak penjual tak akan segan mematok harga yang tidak wajar.
Setelah puas menyantap gudeg di malioboro saya berininsiatif jalan jalan sampai ke selatan. Tak jauh dari sini, tepatnya di timur Malioboro terdapat Benteng Vredeburg yang berhadapan dengan Gedung Agung. Benteng ini dulunya merupakan basis perlindungan Belanda dari kemungkinan serangan pasukan Kraton. Seperti lazimnya setiap benteng, tempat yang dibangun tahun 1765 ini berbentuk tembok tinggi persegi melingkari areal di dalamnya dengan menara pemantau di empat penjurunya yang digunakan sebagai tempat patroli.sayang waktu malam hari tempat ini sudah tertutup buat wisatawan
malioboro

di depan benteng

titik nol kilometer

patung akar

malioboro pagi hari

pasar beringharjo

jalanan malioboro

peta kota jogya

Lanjut melewati trotoar pinggir warung warung lesehan saya melewati Pasar Beringharjo, di tempat ini selain wisatawan bisa menjumpai barang - barang sejenis yang dijual di sepanjang jalan, pasar ini menyediakan beraneka produk tradisional yang lebih lengkap. Selain produk lokal Jogja, juga tersedia produk daerah tetangga seperti batik Pekalongan atau batik Solo. Mencari batik tulis atau batik print, atau sekedar mencari tirai penghias jendela dengan motif unik serta sprei indah bermotif batik. Tempat ini akan memuaskan hasrat berbelanja barang - barang unik dengan harga yang lebih murah. Sayang juga malam hari tempat ini juga sudah tutup. Tetapi saya akan kembali ke sini keesokan hari.
 Di kawasan ini juga banyak pengemudi becak dan andong yang menawarkan angkutannya dengan harga yang sangat murah namun namun harus membeli ke tempat tempat souvenir tertentu yang di tuju
Perjalan saya hentikan di perempatan jalan pangeran Senopati dan jalan KH ahmad Dahlan yang mana perempatan ini di sebut titik Nol Jogjakarta. Di sini terdapat gedung legendaris Bank Indonesia. Di malam hari tempat ini di penuhi anak anak muda yang sekedar kongkow menikmati malam dengan berbagai kreativitasnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keindahan pantai kondang merak

pantai kondang merak Pantai Kondang Merak. Mendengar nama ini memang tidak familiar jika dibandingkan dengan nama pantai Balekambang...