Bertepatan
dengan tanggal merah yang merupakan idhul Adha kemaren, saya dan istri saya
berkeinginan untuk mengunjung desa Ranupane. Sebuah desa yang konon menjadi
pintu gerbang pendakian gunung semeru ini, konon keindahaanya sudah terkenal
dan jadi buah bibir di kalangan para treveller.
Mengapa?
Disamping letaknya yang disamping gunung Bromo, di desa ini terdapat 2 danau
yang katanya cukup keren yaitu danau Ranupane dan danau Ranuregulo
Sudah cari
info, searching-searching di mbah google untuk melihat keindahan danau Ranu Regulo.
Untuk sekedar info aja Ranu Regulo merupakan salah satu danau yang berada di kaki
gunung semeru, gunung tertinggi di pulau jawa. Ada 3 danau yang pertama Ranu
Pane yang kedua Ranu Regulo yang terletak tidak jauh dari Ranu Rane dan yang
ketiga ranu kumbolo yang letaknya agak jauh harus dengan pendakian untuk bisa
sampai di sana.
Pagi itu
pukul 09.00 pagi kami sudah siap melakukan perjalanan, saya yang berasal dari
Sidoarjo memutuskan melakuakan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor,
itung-itung pengiritan dari pada harus menyewa jeep yang harganya kami rasa
tidak terjangkau kantong kami, jadi lebih baik bawa motor sendiri saja
boncengan sama istri.
Akhirnya
kami pun berangkat menuju tumpang untuk segera menuju Ranu Pane.perjalanan
panjang pun kami tempuh , beberapa kali ketemu jeep atau truk yang mengangkut
para pendaki yang hendak melakukan pendakian menuju ke semeru. Jalan yang
semakin terjal dan kondisi jalan yang bukan aspal tapi paving blok,
mengharuskan saya berhati hati agar tidak terpeleset
Perjalanan
sepanjang 15km dari pos coban trisula-ranu pane terasa sangat jauh bukan hanya
jalannya yang menanjak tapi juga tidak rata banyak lubang
|
balai desa Ranupane |
Jam 12 siang
kami akhirnya sampai di ranu pane, sungguh di luar dugaan ternyata ranu pane
sangat jauh berbeda dengan Ranu Kumbolo yang fotonya berseliweran di internet.
Tapi memang jauh berbeda. Separuh ranu/danau tertutup tanaman air yang membuat
ranu pane menjadi terkesan rusuh dan kotor. Saya pun akhirnya sampai di pos
ranu pane setelah memarkir di parkiran pendaki dan meminta izin menunjungi Ranu
regulo.
|
kondisi Ranupane keruh |
Rasanya iri
sekali dengan pendaki-pendaki lain yang yang pada punya kelengkapan peralatan
mendaki untuk melakukan pendakian, kalau
ingat perjuangan kami , jalanan yang tidak rata dan sangat jauh tidak setimpal
kalau tidak bisa melihat sun rise di Ranu Kumbolo.
Daripada
terus-terusan merasa kecewa lebih baik kami segera menuju ke ranu regulo yang
berjarak tidak jauh dari ranu pane sekitar 10 menitan jika di tempuh jalan
kaki. Kami pun tiba di Ranu Regulo memang sich tidak sebagus ranu kumbolo juga
tapi masih lebih baik daripada ranu pane pemandangannya pun bisa di katakan
bagus untuk foto-foto.
|
kondisi sekitar danau |
|
papan nama Ranu Regulo |
|
kondisi Ranu Regulo |
|
sore hari terlihat mendung |
|
|
|
|
|
jalan menuju Ranu Regulo |
|
kantor konservasi Ranu Regulo |
|
mencicipi air Ranu Regulo |
|
danaunya eksotis |
|
|
sampai terlena |
|
ada ikannya gak ya |
|
sayang gak boleh renang |
Sebenarnya
kondisi di Ranu Regulo ini pemandangan danaunya juga cukup indah. Dengan di
penuhi oleh pohon-pohon besar dan dedauan yang hijau. Juga terdapat tempat
observasi penanaman edelwies di sekitar danau tersebut. Di samping itu, jika
kita butuh sesuatu, misalkan barang-barang yang kurang kita bisa menuju ke
rumah-rumah penduduk yang ada tokonya untuk membeli barang tersebut. Tapi
sayang masih banyak ditemukan sampah yang berserakan di tempat ini. Suhu di
Ranu Regulo ini hampir sama dengan Ranu Kumbolo yaitu dingin, jadi jika kalian
berencana untuk camping di sini persiapkan juga jacket dan baju hangatnya.
Suasana di danau ini lumayan romantais. Sejuk, tenang, adem pokoknya fresh
banget deh udaranya.
Pengunjung
di Ranu Regulo memang tidak sebanyak di Ranu Kumbolo, tapi tempat ini tetap
menarik dan perlu untuk di kunjungi. Suasana di danau ini menyenangkan, selain
tenang dan sejuk juga dikelilingi dengan view yang indah. Selain bisa menikmati
suasana alamnya yang masih alami, kita juga bisa hunting foto di sini. Apalagi
jika cuacanya sedang cerah, wah langit di atas terlihat begitu biru dan indah.
Menambah rasa syukur kita bahwa Tuhan menciptakan alam seisinya dengan begitu
sempurna. Kita sebagai manusia ciptaanNya juga wajib menjaga dan melestarikan
alam. Jadi jangan pernah membuang sampah sembarang di manapun kalian
berada.
Kondisi
lebih memprihatikan bisa di lihat di Ranupane. Kondisi danau yang kotor dan
hampir mengering di tambah dengah sampah sanmpah buangan rumah tangga cukup
mengganggu dan mengotori lingkungan danau. Diperparah dengan banyaknya tumbuhan
Enceng gondok yang menutupi permukaan danau menjadikan miris yang melihatnya
Saya tidak berlama lama disini karena hari sudah
sore dan kami memutuskan pulang ke rumah
please share info contact person pondok penginapan tersebut Kak
BalasHapus