|
Taman Hutan Raya R. Soerjo |
Pasti
pernah mendengar jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo. Atau jika tidak banyak
orang menyebutnya “ jalur ke Cangar”. Jalan ini populer sekitar tahun 2010
seiring dibenahinya infrastruktur jalan yang menghubungkan kota Pacet dan Batu
tersebut. Apa menariknya? Menarinya ya jalan dini membelah Taman Hutan Raya R. Soerjo,
yang mana hutan ini bertopografi pegunungan yang sejuk dan rindang.
Kawasan Tahura R Suryo merupakan
dataran tinggi bergunung yang membentang dari Utara–Selatan. Topografi kawasan
bergelombang dan bergunung-gunung dengan ketinggian 1.000-3.339 m dpl. Tingkat
kemiringannya mencapai 30-90 % adalah tipe C dan D dengan curah hujan tahunan
berkisar antara 2500-4500 mm. Suhu udara pada malam hari berkisar antara 5°-10°
C . Sedangkan pada musim kemarau dapat mencapai 4° C. Kelembaban udara cukup
tinggi, berkisar antara 42-45 % (terendah) sampai 90-97 % (tertinggi). Beberapa
gunung yang termasuk di dalam Kawasan Taman Hutan Raya R. Soeryo adalah Gunung
Arjuno (3.339 m), Gunung Welirang (3.156 m), Gunung Anjasmoro (3.217 m), Gunung
Kembar I (3.061 m), Gunung Biru (2.337 m), Gunung Kembar II (3.256 m), dan
Gunung Ringgit (2.474 m).
Sebelum nya saya tidak tahu akan
adanya jalan tersebut. Semenjak mengunjungi obyek
wisata air panas Cangar via
Karangploso, saya di beri tahu penduduk sekitar adanya jalur dari Cangar yang
langsung menuju Pacet tersebut. Berhubung waktu melewati jalan itu sore hari
saya tidak sempat menikamati keindahanya. Saya bertekad mengunjunginya kembali.
Tetapi lewat jalur yang berlawanan dari arah Pacet.
Singkat kata saya berangkat dari Sidoarjo
pakai motor berdua sama istri. Dari Sidoarjo pukul 08.00 tancap gas menuju
Pacet lewat mojosari. Setelah sampai bunderan pacet jangan menuju ke air panas.
Arahkan ke kanan bunderan setelah itu terlihat pertigaan yang kalo ke kanan
balik ke Mojosari kalo ke kiri menuju kota Batu. Belok ke kiri dan ikuti jalan
tersebut sampai desa Sendi. Desa ini merupakan desa terakhir sebelum masuk ke
Tahura.
Nah...disilah secara resmi jalan
Taman Hutan Raya R. Soerjo di mulai. Di desa Sendi ini pun sudah terlihat keindahan
awal tahura. Seperti adanya
Air Terjun Sendi yang memiliki keunikan, berupa
tinggi air terjun ± 169 m. Air terjun ini merupakan hulu sungai sumber Watu
Bongkok, memiliki pemandangan yang indah, berada di Gunung Jurang Guwah.di sini
juga ada beberapa goa buatan yang dinamai penduduk Goa Jepang. Karena memang di
buat oleh jepang jaman dahulu
|
Air terjun desa Sendi |
|
Di depan Air terjun desa Sendi |
Motor terus saya arahkan ke atas
melewati tikuangan tikungan yang tajam dan curam. Namun dikelilingi oleh
rindangnya pepohonan yang usianya puluhan tahun. Kurang lebih 3 km dari gerbang
Tahura kita menjumpai titik tikungan yang curam. Dan di atas tikungan ini ada
titik spot pemandangan yang bagus buat berfoto. Orang menyebutnya bukit narsis.
Di sini terlihat barisan bukit pegunungan Anjasmoro yang cukup hijau
|
di atas bukit narsis |
|
di atas bukit narsis |
|
Terlihat bukit Anjasmoro |
Lanjut....jalanan semakin
menanjang. Untungnya kondisi jalan yang mulus memudakan kami untuk melewatinya.
Semakin masuk ke dalam hutan, kita makin sering berjumpa dengan berapa kera
liar yang mengais ngais sisa makanan di pinggir jalan. Hati hati jika mendekati
kawanan kera ini karena mereka cukup ganas dan nakal.
|
beberapa kera liar |
|
|
jalanan sudah mulus |
|
di salah satu turunan |
|
jalan mendekati Cangar |
|
sudah ada perbaikan jalan |
|
pinggir jalan hutan |
|
Abaikan orangnnya |
|
Banyak motor yang mesinnya kepanasan |
Sesekali jalanan agak
melandai dan menurun tetapi kemudian menanjak kembali. Di kanan kiri sesekali
terlihat gunung Welirang yang gagah menyapa kita.Jalan waktu itu ramai dipenuhi
muda-mudi dan keluarga yang tengah berlibur dan hendak menuju Cangar, atau
memang untuk menikmati kesejukan hutan disana. Setelah beberapa lama saya
melewati wisata
air terjun watu ondo di kiri jalan. Di atasnya ada jembatan
kembar yang menghububgkan 2 bukit ke atasnya. Ternyata tempat ini ramai sekali.
Banyak muda mudi nongkrong di pinggir jalan sekedar istirahat dan menikmati
pemandangan. Memang di spot ini kita bisa melihat lembah dan sungai di bawah
jembatan yang cukup menawan. Di sini juga banyak pedagang makanan yang menambah
ramai suasana. Ada pedagang tape ketan, gorengan, kopi, bakso dan sebagainya.
Saya sempat berhenti dan membeli kopi dan tape sekedar menghangatkan badan
|
air terjun Watu ondo |
|
Air terjun Watu ondo yang ke dua |
|
Sungai menuju Watu ondo |
|
Jembatan Cangar |
|
Menikmati Tape Ketan |
|
Sungai di bawah jembatan |
|
Di sisi jembatan Cangar |
Perjalanan dilanjutkan. Tidak jauh
dari jembatan kembar kita bisa melihat pintu gerbang wisata
Air Panas Cangar di
kiri jalan. Sumber Air Panas Cangar dengan keunikannya airnya jernih tidak
berbau belerang, temperaturnya sesuai dengan selera pengunjung, debitnya cukup
besar. Ada anggapan apabila orang mandi air panas tersebut menjadikan yang
bersangkutan awet muda. Di sini kelihatan banyak sekali dikunjungi wisatawan baik
oleh muda mudi atau rombongan keluarga. Selain air panas di wisata Cangar
tredapat juga Gua Jepang Cangar dengan keunikan bangunannya yang masih utuh,
berada di tengah hutan yang masih utuh. Dengan mengenang Romusa pada waktu
penjajahan Jepang, dari lokasi ini dapat dinikmati pemandangan puncak Gunung
Welirang yang memberikan panorama yang sangat indah pada pagi hari dan sore
hari menjelang matahari terbenam.
|
Pintu masuk Wisata Air Panas Cangar |
|
Goa Jepang |
|
Sungai di Tahura R Suryo |
|
di depan Air Panas Cangar |
saya sekedar melewatinya. Jalanan agak
menanjak sampai melewati pabrik jamur Cangar yang terbengkalai. Di sepanjang
jalan ini banyak di temui kebun wortel, kubis dan tanaman gunung lainnya. Tak
jauh dari sini kita sudah memasuki desa Sumberbrantas yang mana sudah masuk
wilayah kabupaten Batu. Oh ya...di desa ini juga ada destinasi wisat lainya
yaitu
Arboretum Sumber Brantas, tempat pengembangan proyek penghijauan untuk
melindungi sumber mata air, sekaligus mengingatkan kepada kita bahwa tempat ini
merupakan sumber mata air (paling hulu) Sungai Brantas yang sangat vital
pemanfaatannya bagi daerah Jawa Timur, untuk pertanian, perikanan , air minum,
industri, dll.
Setelah melewati perkampungan ini
berarti perjalanan melewati jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo sudah
berakhir berganti dengan perkebunan penduduk. Dan saya meneruskan perjalanan
sampai ke kota Batu
Tips melewati jalan
Taman Hutan Raya R. Soerjo
- Sebelum
perjalanan melewati jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo, lihat situasi
dan kondisi, situasi: hari dan jam dilihat dulu,,, kalo kondisi : waktu,
jam, serta hujan apa tidaknya, kondisi jiwa/pikiran
- Periksa
kelayakan motor terutama kondisi rem
- Usahakan
jangan memakai motor matic karena tanjakan tanjakannya cukup curam
- Kuasai
keahlihan bermotor dalam melewati tanjakan dan turunan curam
- Jaga
perilaku dan tutur katanya jika anda tidak mau kenapa-kenapa.
- Jagan lupa mengisi
bensin sampai penuh sebelum memasuki jalan Taman Hutan Raya R. Soerjo.
- kalau pakai
motor yang manual selain matic yah siap-siap pakai gigi persenaling 1,2,
- belajar
pakai trick jika ban bocor soalnya gak ada tampal ban.
- Jagan lupa
bekal dan kameranya buat istirahat dan narsis