Jumat, 14 Juli 2017

Mengunjungi danau Ranupane dan Ranu Regulo


Bertepatan dengan tanggal merah yang merupakan idhul Adha kemaren, saya dan istri saya berkeinginan untuk mengunjung desa Ranupane. Sebuah desa yang konon menjadi pintu gerbang pendakian gunung semeru ini, konon keindahaanya sudah terkenal dan jadi buah bibir di kalangan para treveller.
Mengapa? Disamping letaknya yang disamping gunung Bromo, di desa ini terdapat 2 danau yang katanya cukup keren yaitu danau Ranupane dan danau Ranuregulo

Sudah cari info, searching-searching di mbah google untuk melihat keindahan danau Ranu Regulo. Untuk sekedar info aja Ranu Regulo  merupakan salah satu danau yang berada di kaki gunung semeru, gunung tertinggi di pulau jawa. Ada 3 danau yang pertama Ranu Pane yang kedua Ranu Regulo yang terletak tidak jauh dari Ranu Rane dan yang ketiga ranu kumbolo yang letaknya agak jauh harus dengan pendakian untuk bisa sampai di sana.

Pagi itu pukul 09.00 pagi kami sudah siap melakukan perjalanan, saya yang berasal dari Sidoarjo memutuskan melakuakan perjalanan dengan menggunakan sepeda motor, itung-itung pengiritan dari pada harus menyewa jeep yang harganya kami rasa tidak terjangkau kantong kami, jadi lebih baik bawa motor sendiri saja boncengan sama istri.

Akhirnya kami pun berangkat menuju tumpang untuk segera menuju Ranu Pane.perjalanan panjang pun kami tempuh , beberapa kali ketemu jeep atau truk yang mengangkut para pendaki yang hendak melakukan pendakian menuju ke semeru. Jalan yang semakin terjal dan kondisi jalan yang bukan aspal tapi paving blok, mengharuskan saya berhati hati agar tidak terpeleset
Perjalanan sepanjang 15km dari pos coban trisula-ranu pane terasa sangat jauh bukan hanya jalannya yang menanjak tapi juga tidak rata banyak lubang
 
balai desa Ranupane
Jam 12 siang kami akhirnya sampai di ranu pane, sungguh di luar dugaan ternyata ranu pane sangat jauh berbeda dengan Ranu Kumbolo yang fotonya berseliweran di internet. Tapi memang jauh berbeda. Separuh ranu/danau tertutup tanaman air yang membuat ranu pane menjadi terkesan rusuh dan kotor. Saya pun akhirnya sampai di pos ranu pane setelah memarkir di parkiran pendaki dan meminta izin menunjungi Ranu regulo.
 
kondisi Ranupane keruh
Rasanya iri sekali dengan pendaki-pendaki lain yang yang pada punya kelengkapan peralatan mendaki untuk  melakukan pendakian, kalau ingat perjuangan kami , jalanan yang tidak rata dan sangat jauh tidak setimpal kalau tidak bisa melihat sun rise di Ranu Kumbolo.

Daripada terus-terusan merasa kecewa lebih baik kami segera menuju ke ranu regulo yang berjarak tidak jauh dari ranu pane sekitar 10 menitan jika di tempuh jalan kaki. Kami pun tiba di Ranu Regulo memang sich tidak sebagus ranu kumbolo juga tapi masih lebih baik daripada ranu pane pemandangannya pun bisa di katakan bagus untuk foto-foto.
kondisi sekitar danau
 
papan nama Ranu Regulo

kondisi Ranu Regulo
sore hari terlihat mendung




jalan menuju Ranu Regulo
kantor konservasi Ranu Regulo
mencicipi air Ranu Regulo
danaunya eksotis
sampai terlena
ada ikannya gak ya
sayang gak boleh renang
Sebenarnya kondisi di Ranu Regulo ini pemandangan danaunya juga cukup indah. Dengan di penuhi oleh pohon-pohon besar dan dedauan yang hijau. Juga terdapat tempat observasi penanaman edelwies di sekitar danau tersebut. Di samping itu, jika kita butuh sesuatu, misalkan barang-barang yang kurang kita bisa menuju ke rumah-rumah penduduk yang ada tokonya untuk membeli barang tersebut. Tapi sayang masih banyak ditemukan sampah yang berserakan di tempat ini. Suhu di Ranu Regulo ini hampir sama dengan Ranu Kumbolo yaitu dingin, jadi jika kalian berencana untuk camping di sini persiapkan juga jacket dan baju hangatnya. Suasana di danau ini lumayan romantais. Sejuk, tenang, adem pokoknya fresh banget deh udaranya. 

Pengunjung di Ranu Regulo memang tidak sebanyak di Ranu Kumbolo, tapi tempat ini tetap menarik dan perlu untuk di kunjungi. Suasana di danau ini menyenangkan, selain tenang dan sejuk juga dikelilingi dengan view yang indah. Selain bisa menikmati suasana alamnya yang masih alami, kita juga bisa hunting foto di sini. Apalagi jika cuacanya sedang cerah, wah langit di atas terlihat begitu biru dan indah. Menambah rasa syukur kita bahwa Tuhan menciptakan alam seisinya dengan begitu sempurna. Kita sebagai manusia ciptaanNya juga wajib menjaga dan melestarikan alam. Jadi jangan pernah membuang sampah sembarang di manapun kalian berada. 
belakang Ranupane
Ranupane butek

di pinggir banyak terjadi sedimentasi

Ranupane tetap eksotis dari dermaga
view nya bagus
pandangan ngantuk
leyeh leyeh
Kondisi lebih memprihatikan bisa di lihat di Ranupane. Kondisi danau yang kotor dan hampir mengering di tambah dengah sampah sanmpah buangan rumah tangga cukup mengganggu dan mengotori lingkungan danau. Diperparah dengan banyaknya tumbuhan Enceng gondok yang menutupi permukaan danau menjadikan miris yang melihatnya

Saya tidak berlama lama disini karena hari sudah sore dan kami memutuskan pulang ke rumah

1 komentar:

  1. please share info contact person pondok penginapan tersebut Kak

    BalasHapus

Keindahan pantai kondang merak

pantai kondang merak Pantai Kondang Merak. Mendengar nama ini memang tidak familiar jika dibandingkan dengan nama pantai Balekambang...