Minggu, 16 Juli 2017

Mengunjungi Gunung Kelud Kediri



 
puncak gunung kelud
Selepas hari raya Idhul Fitri kemarin. Saya dan istri bertolak mengunjungi family di tulungagung. Dan sepulangnya dari sana saya berinisiatif mengunjungi gunung kelud karena letaknya yang tidak jauh
Tujuan kami saat itu adalah ingin menyaksikan secara langsung gunung Kelud yang aktivitas vulkanisnya tercatat terakhir kali tahun 2007 itu. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung berapi aktif yang berada di antara kabupaten Blitar dan Kediri, Jawa Timur. 
Pasca erupsinya di tahun 2007, pariwisata Kelud kembali bergeliat. Berwisata ke Gunung Kelud memang tidak bisa disebut hiking atau mendaki gunung. Bukan apa-apa, sejak tahun 2004 di lereng Gunung Kelud sudah dibuka jalan aspal bagi para wisatawan. Para wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat.

Kami memulai perjalanan dari desa Rejotangan Tulungagung melewati kota Blitar dan mengambil jalur tikus menuju Kediri. Di jalan kami sempatkan bertanya tanya jalan kepada penduduk sekitar karena berulang kali kesasar. Di sepanjang perjalanan di kanan-kiri jalan kulihat berbagai macam tanaman tumbuh dengan subur. Ada nanas, padi dan sayur mayur. Kondisi tanah di kaki gunung Kelud yang merupakan jenis tanah regosol memang tergolong subur.

Kami tiba di loket pembelihan karcis. Kemudian kami ditarik Retribusi Rp 10.000 per orang.ternya perjalanan masih jauh. Kami harus melanjutkan perjalanan sekitar 5 km. Tapi jangan kuatir karena di sepanjang perjalanan pemandanganya cukup indah. Sesampainya ditempat parkir, kami melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Gunung Kelud memang tergolong mewah fasilitas. Luas tempat parkirnya cukup untuk menampung puluhan bahkan ratusan kendaraan roda empat sekaligus. Hari itu Kelud tergolong sepi dari pengunjung. 
jalan menuju kawah
Dari tempat parkir, kami berjalan ke arah kawah. Bebatuan sedimen beku seperti tersenyum kaku menyambut kami. Mayoritas warnanya kuning kesoklat-coklatan. Pucat dan beku. Terkadang kerikil dan batu kecil turun melongsori kami dengan tiba-tiba.
Sebelum sampai dikawah, ada terowongan panjang yang harus kami lalui. Kondisi terowongan  itu sangat gelap karena tak ada penerangan satu pun. Terowongan itu sendiri panjangnya sekitar 200 meter. Tidak ada data pasti kapan pertama kali terowongan ini dibuat. Bau belerang sangat menyengat disini. Terkadang gemerisik air suka ikut merembes diantara dinding terowongan.
terowongan menuju kawah
terowongan menuju kawah
Saat tiba dikawah, kami melihat kawah Kelud yang dulu merupakan danau berwarna hijau tosca kini menjadi tumpukan anak gunung kecil bebatuan berwarna kehitaman yang menjulang setinggi hampir 200 meter. Diameternya sendiri sekitar 120 m. Terlihat asap putih keluar dari celah-celah bebatuan tersebut. Mungkin belerang.Dulu di sini ada danau vulkanik. Begitu yang saya lihar di internet.  Saya dan istri takjub. Karena baru pertama kali saya melihat anakan gunung baru.ada tulisan peringatan di depan anak gunung yang di pagari dengan kawat. Dilarang mendekat bahaya asap belerang. Kami hanya melihat kawah kelud dari kejahuan
Di sebelah  kawah ada ratusan anak tangga untuk mencapai puncak tertinggi bibir gunung Kelud. Tetapi sayang melihat kondisi tangga yang curam  kami memutuskan tidak menaikinya. Karena saya sudah kecapekan di jalan dan ini waktunya makan siang. Perut saya sudah keroncongan dari tadi.untung kami membawa sedikit bekal kue bekas lebaran kemarin. Lumayan jadi pengganjal perut
Kondisi mantan kawah Kelud ini dikelilingi bukit-bukit verkikal dengan tingkat kemiringan yang sanggup membuat orang merinding. Jika tidak dibangun anak-anak tangga tentu kita harus melewati bukit batu gundul dengan resiko longsor cukup tinggi.
anak gunung kelud

di depan kawah
 
di depan tebing tertinggi Kelud
Di sebelah bawah kawah, ada jalan turun menuju suatu tempat, ternyata tempat itu menuju pemandian air hangat.sumbernya berasal dari sungai belerang. Aliran sungai ini sungguh unik. Ada dua aliran sungai disini. Yang satu aliran sungai biasa dan yang satu lagi merupakan sungai yang airnya sangat panas dan bau belerang. Menariknya kedua aliran sungai itu akhirnya bertemu sehingga membentuk sebuah kolam air hangat.kapasitas kolamnya memang tidak terlalu luas. Hanya berkapasitas sekitar 4-5 orang. Tetapi lagi lagi saya Cuma sebentar disini. Saya Cuma membasuh muka kemudian pulang.Pulangnya, kami menjumpai satu lagi keunikan gunung Kelud. Di sebuah jembatan, kami menyaksikan fenomena alam yang memang cukup terkenal di sini. Mysterious Road. Seperti namanya, tempat ini memang penuh misteri. Disini kita bisa menaiki motor tanpa menyalakannya. Anehnya, motor itu berjalan dengan sendirinya meskipun jalurnya terlihat menanjak. Memang ada beberapa tempat dimuka bumi yang mempunyai fenomena seperti itu. Seperti di Arab Saudi dan Korea Selatan.
 
tanda Misterius Road

Misterius Road

Banyak yang bilang ada campur tangan makhluk gaib disana. Tetapi mungkin penjelasan logisnya ada semacam gravitasi ataupun medan maghnet disana. Memang fenomena seperti itu masih terus diperdebatkan hingga kini. Ada yang bilang jalanan itu sebenarnya menurun sedangkan jalanan menanjak yang kita lihat hanyalah ilusi semata. Entahlah aku tidak terlalu mengerti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Keindahan pantai kondang merak

pantai kondang merak Pantai Kondang Merak. Mendengar nama ini memang tidak familiar jika dibandingkan dengan nama pantai Balekambang...